Ikan Nila salah satu jenis ikan yang dapat hidup di air tawar, ikan ini mudah berkembangbiak atau bereproduksi. Namun untuk menghasilkan ikan nila yang memiliki kualitas yang baik kita perlu melakukan budidaya ikan nila secara intensif. Cara budidaya ikan nila yang baik tahapan awalnya kita harus mengetahui dan memahami karakter ikan nila ini terlebih dahulu.
Sebagai dasar untuk melakukan budidaya ikan nila ini, kita perlu mempelajari tingkah laku dan cara reproduksi atau perkembangbiakan ikan. Selain itu, kita perlu memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan gonad induk ikan, telur dan sampai dengan pemeliharaan calon induk sebagai persiapan peremajaan induk-induk ikan.
Banyak pula orang yang memelihara ikan nila ini bertujuan untuk kepentingan hewan peliharaan semata, karena sifatnya yang mudah beranak ikan nila pun menjadi salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati. Selain itu ikan nila sangat baik untuk dikonsumsi karena memiliki kandungan protein hewani yang cukup tinggi di banding ikan mas, mujair, dan belut.
A. Pemeliharaan Induk Nila
Pemeliharaan induk nila sebaiknya dilakukan secara monokultur, yaitu pemeliharaan iduk jantan dan induk betina dilakukan secara terpisah. Hal bertujuan untuk mempermudah dalam seleksi induk untuk keperluan pemijahan.
Sebelum kolam ikan digunakan sebaiknya dilakukan pengeringan dahulu beberapa hari. Selanjutnya dilakukan pengapuran, hal ini bertujuan untuk pemberantasan hama dan ikan-ikan liar. Jumlah kapur yang digunakan sebanyak 25-200 gram/m².
Kemudian lakukan pemupukan tujuannya untuk menambah persediaan makanan alami di dalam kolam. Jenis pupuk yang diberikan yaitu pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m², bisa juga ditambahkan pupuk buatan yaitu urea dan TSP dengan dosis masing-masing 15 gram dan 10 gram/m²
Ketinggian air kolam 50 cm, apabila tingkat kesuburan atau produktivitas kolam sudah semakin berkurang kita bisa tambahkan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut:
- Tepung ikan 25%
- Kopra 10%
- Dedak halus 65%
- Makanan pellet yang memiliki kadar protein 20-30%, dengan dosis 2-3% dari berat populasi, dengan pemeberian dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
B. Pemilihan Induk Nila
Ciri induk yang baik memiliki organ tubuh yang lengkap tanpa ada cacat sedikit pun. Induk-induk yang dipilih berukuran 100 gram ke atas. Dalam pemilihan induk jantan dan betina ini diperlukan kecermatan sebaik mungkin.
Ciri induk betina: Memiliki tiga lubang urogenital yaitu, lubang anus, lubang genital papilla sebagai keluarnya telur, lubang ketiga lubang urin.
-Ciri induk jantan:
Memiliki dua lubang urogenital, lubang pertama anus dan lubang kedua sebagai keluarnya urin dan sperma, lubang kedua berbentuk agak menonjol dan meruncing.
Induk jantan ikan nila bisa dikatakan matang jika sudah berumur 4-5 bulan dengan berat 120-180 gram, dengan ciri fisik seluruh tubuhnya berwarna hitam kecuali warna putih pada bagian dagu dan merah cerah pada ujung sirip punggung.
-Ciri induk betina:
Memiliki ciri fisik berwarna keabu-abuan, dan pada individu yang lebih besar, biasanya muncul sedikit warna merah pada ujung sirip ekor. Dan induk betina yang matang pada bagian perutnya membesar (tempat telur), agak lembek, dan lubang saluran telur merah dan membengkak.
C. Cara Pemijahan
Ikan nila termasuk jenis ikan yang mudah memijah, untuk pemijahan suhu air adalah 26-30 °C dan ketinggian air 40-60 cm. selain itu diusahakan dasar kolam agak berpasir supaya memudahkan induk jantan dalam pembuatan lubang sarang pemijahan.
Kemudian pemijahan dimulai dengan induk jantan yang membuat lubang cekung didasar kolam dengan diameter antara 3-6 cm, kemudian induk betina memijahkan telurnnyya dilubang tersebut untuk dibuahi oleh induk jantan.
Setelah dibuahi telur tersebut akan disimpan didalam mulutnya untuk dierami, dan telur akan menetas sesudah 3-5 hari di dalam mulut. Setelah menetas larva diasuh oleh induknya selama 2 minggu, ketika larva telah menjadi anak ikan dilepas keluar mulut ke bagian kolam yang dangkal.
Tetapi induk nila menjaga anaknya tidak hanya berhenti disitu saja, sang induk masih menemani dan menjaga anak-anaknya yang sedang mencari makan supaya terhindar dari serangan predator atau induk jantan nila.
Pemijahan ikan nila dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Pemijahan dengan system satu kolam
2. Pemijahan dengan system dua kolam
3. Pemijahan dengan system platform
Pada postingan kali ini yang akan dibahas adalah pemijahan dengan system dua kolam, system ini lebih baik karena kita tidak usah memindahkan anak ikan ke kolam pendederan karena kolam sudah menyatu dan disusun secara seri tinggal di beri pembatas.
Ternak nila dengan system dua kola ini pun banyak di gunakan oleh para peternak di Indonesia, karena cukup efektif dari segi tempat dan waktu.
Perbandingan luas kolam antara kolam pemijahan dengan kolam pendederan yaitu 1 : 2 atau 1 : 4, dasar kolam pertama yang di pergunakan untuk pendederan harus lebih rendah atau dalam (50-60 cm) dibanding kolam ke dua yang dipergunakan untuk pemijahan. Perbandingan antara induk jantan dan induk betina, yaitu 1 ; 2 , 1 : 3 atau 1 : 4.
Untuk pembatas kedua kolam tersebut kita bisa menggunakan anyaman bambu carang atau saringan kasar, supaya induk ikan jantan tidak bisa memangsa anak ikan. Sebelumnya kolam pendederan perlu dikeringkan kemudian diberi pupuk kandang atau pupuk hijau sebanyak 50-700 gram/m², pupuk kandang yang bisa digunakan seperti kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kerbau dan lain-lain.
Untuk pupuk hijau baik yaitu daun kipahit atau mary gold, daun turi, daun kihujan, lamtoro atau petai cina dan lain-lain. Sebelum ditaburkan ke kolam pupuk hhijau dihaluskan terlebih dahulu.
Terima Kasih atas kunjungan anda. Silahkan berikan komentar anda sesuai dengan aturan yang tercantum di bawah ini :
1. Komentar yang mengandung SPAM, pornografi dan iklan akan dihapus.
2. Mencantumkan link hidup akan otomatis dihapus.
3. Anda bisa mendapatkan back link dengan berkomentar sebagai Nama/URL.
4. Komentar dari Anonymous dianggap spam dan tidak akan di tanggapi.
Sekali lagi terima kasih atas kunjungannya :)